Reiga (17 bulan) sekarang lagi senang-senangnya bermain, eksplore hal-hal baru dan sulit sekali dilarang. Rasa ingin tahunya yang besar seringkali membuatku khawatir. Makanya pandangan mata ini nyaris selalu tertuju padanya.
Ketika anak mulai senang eksplorasi, rasa khawatir ibu semakin bertambah. Iya kan? Iya banget! Membiarkan si Kecil eksplorasi atau menjaganya supaya terhindar dari kuman? Pilihan yang sulit ya, Moms?
Coba bayangkan, gimana gak khawatir kalau setiap benda yang dipegangnya, dimasukkan ke mulutnya. Semakin kecil bendanya, semakin penasaran dia ingin mengambilnya. Padahal benda-benda tadi gak jelas kebersihannya. Apalagi sejak bisa jalan, si Kecil ini makin senang main di luar rumah. Main kotor-kotoran pun dia tak peduli. Karena bermain adalah dunianya. Semakin dibiarkan bermain, semakin berbinar matanya. Masih tega untuk melarang dia bermain? Pilihan yang sulit, kan?
Kuman Ada di Mana-mana
Angka kematian balita di Indonesia masih tinggi, 26 per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar kematian disebabkan oleh infeksi akibat kuman yang berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007 mengungkapkan, penyebab kematian terbanyak pada balita adalah penyakit, pnenomia, diare, menginitis, DBD, campak, TBC dan malaria.
Apa saja sih faktor pendorong yang membuat balita rentan terkena penyakit yang disebabkan kuman?
Dr. Herbowo Agung Soetomenggolo, Sp.A(K), narasumber acara Mitu Baby Community Gathering, yang diadakan pada hari Rabu, 9 Mei 2018 di EV Hive D Lab Jakarta, memberi penjelasan sebagai berikut:
- Sistem imun anak belum berkembang sempurna. Akibatnya balita rentan terkena penyakit yang disebabkan kuman.
- Kulit anak 30% lebih tipis dari kulit orang dewasa. Anak gampang terluka. Kuman seperti jamur, parasit bisa dengan mudah masuk melalui jaringan kulit yang rusak.
- Nah, faktor ketiga ini nih yang paling umum terjadi. Dalam hal menjaga kebersihan, balita masih sangat tergantung kepada orang lain.
Kuman ada di mana-mana. Toilet umum, sekolah, tempat penitipan anak, transportasi umum dan rumah sakit adalah tempat di mana kuman paling banyak berada. Tapi sekali lagi nih, Moms, kita harus ingat, kuman ada di mana-mana, bahkan di tempat-tempat yang mungkin selama ini kita anggap bersih dan bebas kuman.
Ketika Dr. Herbowo mengungkapkan beberapa fakta penelitian tentang kuman di acara Mitu Baby Gathering kemarin, banyak yang terkejut dan tidak menyangka kalau sebegitu mudahnya anak-anak kami terpapar kuman. Karena ya itu tadi, tempat-tempat yang awalnya dikira bebas kuman, ternyata malah sumber keberadaan kuman. Apalagi kuman mudah sekali menyebar. Bisa melalui udara (batuk, bersin), kontak langsung (bersentuhan dengan area terinfeksi atau cairan tubuh) maupun kontak tidak langsung (bersentuhan dengan benda yang telah mengandung kuman). Selintas aaku jadi teringat Reiga yang senang memainkan sandal-sandal kakaknya. Hiih.. -_-
Kamar tidur merupakan tempat yang paling banyak kuman, terutama kasur. Bayangkan saja, sejak lahir, anak tidur di kasur, mengompol, muntah, bermain, bahkan ada juga yang sudah MPASI disuapi makannya di atas kasur. Tumplek blek deh kuman-kuman di situ. Aduh, koq jadi serem membayangkannya ya?
Stroller dan mainan juga tak disangka-sangka menjadi tempat bersarang kuman yang paling banyak berdasarkan penelitian. Bakteri pada stroller ini bahkan menyeramkan. Namanya Streptokokus, penyebab infeksi tenggorokan, pneumonia, meningitis, infeksi telinga. Koq bisa? Dr Herbowo mengajak kami mengingat-ingat, di mana biasanya menyimpan stroller? Stroller biasanya dibiarkan begitu saja saat tidak dipakai. Terkena udara kotor, dibawa ke mana-mana, sila bayangkan saja, berapa banyak kuman yang menempel di stroller si Kecil. Pacifier atau empeng bayi, juga sering menjadi penyebab anak diare. So, kalau anak diare, cari tahu dulu benda apa yang paling sering masuk ke mulutnya. Bisa jadi penyebabnya adalah bakteri E. Coli yang bersarang di benda tersebut.
Bagaimana Sih Cara Mencegah Kuman?
Salah satu alasan yang membuatku senang hadir di acara Mitu Baby Community Gathering kemarin adalah, aku mendapat banyak insight penting seputar pencegahan kuman dari narasumber yang kompeten. Selain dr. Herbowo, narasumber lainnya adalah mbak Sabrina Purba, Brand Manager Mitu Baby.
Bersama dr. Herbowo, mbak Sabrina memaparkan sejumlah tips dan info penting tentang bagaimana cara mencegah kuman.
1. ASI eksklusif.
Ini sih sudah gak perlu dibantah lagi. ASI adalah makanan sekaligus perlindungan terbaik untuk bayi. Alhamdulillah, cara pertama pencegahan dari kuman ini sudah aku lakukan untuk anak-anakku.
2. Imunisasi.
Imunisasi juga penting, Moms. Terlepas dari masih adanya yang kontra dengan pemberian imunisasi untuk bayi dan anak-anak, aku termasuk yang pro. Semua anakku mendapat imunisasi lengkap sejak mereka lahir.
3. Makanan Bergizi.
Anak-anak membutuhkan asupan nutrisi yang cukup supaya tumbuh kembangnya optimal. Anak yang sehat dan cukup nutrisi memiliki perlindungan tubuh yang baik untuk melawan kuman.
4. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
Seperti yang sudah aku tulis di atas tadi, dalam menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, anak masih tergantung kepada orang lain. Nanti aku share ya, cara praktis mencegah kuman menggunakan tisu basah bayi antiseptik.
5. Mencegah penyebaran kuman, dengan cara:
- Menutup mulut saat bersin atau batuk. Kata dr. Herbowo, kalau tidak bawa tisu atau saputangan, gunakan lengan baju untuk menutup mulut saat bersin/batuk.
- Menggunakan produk dengan kandungan ANTISEPTIK.
- Mencuci tangan.
- Tidak menyentuh mata, hidung, mulut setelah menyentuh barang di area umum.
- Membersihkan benda yang digunakan di area umum.
Mitu Baby Antiseptic Wipes, Wipes Away Germs and Your Worries
Punya anak seumur Reiga itu memang bikin gregetan. Apalagi kakaknya juga baru umur 5 tahun. Dua-duanya masih senang main suka-suka, gak peduli tempat, gak peduli kotor. Yang penting main sampai puas.
Terus terang saja, aku masih suka muncul rasa khawatir saat menemani mereka main. Apalagi Reiga, sebentar-sebentar jatuh, sebentar-sebentar memasukkan benda gak jelas ke mulut. Maira juga gitu. Kadang-kadang lupa membersihkan tangan, langsung comot makanan. Makanya aku selalu sedia tisu basah Mitu Baby di rumah. Saat bepergian pun selalu bawa tisu basah Mitu Baby.
Kenapa Mitu Baby? Ya karena sudah merasa cocok setelah pakai Mitu Baby selama belasan tahun, tepatnya 17 tahun. Sejak Asyah lahir sampai sekarang punya bayi umur 17 bulan, tisu basah pilihanku selalu Mitu Baby. Dan penggunanya bukan hanya anak yang masih bayi, tapi semua anggota keluarga.
Tapi, ada tapinya nih. Selama belasan tahun jadi pengguna tisu basah Mitu Baby, aku tuh gak pernah memperhatikan kalau tisu basah Mitu Baby punya beberapa varian berdasarkan fungsinya. Selama ini, aku beli berdasarkan warna kemasan saja. Paling sering beli tisu basah Mitu Baby yang kemasannya berwarna pink.
Ternyata, di acara Mitu Baby Comunity Gathering kemarin, Mbak Sabrina, selaku Brand Manager Mitu Baby bilang, tisu basah Mitu Baby itu terdiri dari beberapa varian berdasarkan fungsinya. What?! Mama Sary kemana aja? LOL
Jadi, ada tisu basah Mitu Baby untuk Changing Diaper (ganti popok), ada Fresh & Clean dan ada tisu basah bayi ANTISEPTIK. Bahkan untuk newborn pun ada tisu basahnya sendiri, yang kemasannya berwarna putih. Selama ini aku pakainya tisu basah Mitu Baby Fresh & Clean yang kemasannya warna pink. Padahal kalau punya bayi dan balita yang lagi senang eksplore, wajib sedia tisu basah bayi antiseptik, Mitu Baby Antiseptic Wipes, yang kemasannya berwarna hijau.
Mitu Baby Antiseptic Wipes, dengan formulasi antiseptic alami, memiliki fungsi 3 in 1 untuk melindungi si Kecil dari kuman.
- TEA TREE OIL, antiseptik alami yang teruji melindungi kulit bayi dari bakteri.
- EMBOSSED WIPES, permukaan khusus yang membersihkan lebih bersih.
- MOISTURIZER, menjaga kulit bayi tetap lembut.
Mbak Sabrina mengajak kami semua yang hadir untuk melakukan 4 hal ini menggunakan Mitu Baby Antiseptic Wipes supaya si Kecil terlindung dari kuman:
- Bersihkan tangan
- Bersihkan kaki
- Bersihkan mainan
- Bersihkan barang-barang lainnya.
Praktis namun bermanfaat sekali, kan? Mitu Baby, wipes away germ and your worries.
Wah bener tuh mbak, anak batita lagi susah dilarang, makan berantakan, asal pegang apapun yg di depannya, paling pas selalu sedia Mitu Wipes, biar gampang elap-elapnya
ReplyDeleteSoalnya buat mereka hal-hal seperti itu bagian dari bermain :))
Deleteekspresinya nyium aroma mitu yang harum ya deeek, aku juga suka aromanya
ReplyDeletekalau bawa anak tanpa ini rasanya kurang ya mak
Mitu Baby Antiseptik itu emang enak banget wanginya. Gak kayak produk antiseptik biasanya suka bau obat/rumah sakit hehe
Deleteanak asyik kalau dibebaskan bergerak ke mana saja ya kotor ada solusinya
ReplyDeletetinggal sedia tisu basah biar praktis :D
DeleteMemang menjadi hak anak-anak ya mbak dari untuk bebas bereksplorasi di luar dan di dalam rumah,asalkan tetap pantauan orang tua. Tapi kita juga harus hati-hati terhadap bakteri yang ada dimana-mana. Pakai tisu antiseptik minimal, sudah membantu mencegah bakteri menganggu aktivitas Si Kecil
ReplyDeleteiya praktis dan sehat
DeleteAku paling gemes selain suka masukin mainannya ke dalam mulut, si kecil juga senang masukin jarinya ke dalan mulut, padahal khan habis main diluar. Untung dech sekarang udah terbantu banged sama Mitu Baby Antiseptik.
ReplyDeletehuhuhu banget, tangannya itu pasti deh masuk-masuk mulut -_-
DeleteAntara biarkan si kecil bebas bereksplorasi dan memastikan ia bersih dari kuman emang sering bikin dilema ya mak. Apalagi kalau cuaca lagi ga bagus kuman jadi makin mudah bersarang di mana2. Senang ada mitu baby yg mengerti..
ReplyDeletemakanya harus selalu sedia mitu baby di rumah ya kan
DeleteYa Allah Mairaaaaa itu fotonya yang lagi nyium Mitu, udah macam biuti blogger aja. Cantik amaaattt ;)))
ReplyDeleteHahahaha emang dia tuh seneng banget ngabis-ngabisin tisu basah
Deleteklo abis bab boleh langsung bersihin pakai tisu basah gak mbak?
ReplyDeleteKalau aku biasanya tetap dibersihkan pakai air hangat dulu (kalau masih bayi banget) dan sabun. Setelah dikeringkan pakai handuk, baru suka dilap-lap pakai tisu basah. Kecuali kalau kepepet banget misal lagi di jalan baru langsung pakai tisu basah. Tapi nanti ketemu air tetap dibersihkan lagi pakai air dan sabun.
Deletesaya suka beli di alfa bu beli satu gratis satu hehhee
ReplyDeleteSama dong :))
DeleteIya yaa usia 17 bulan waktunya dia jalan kesana kemari, memegang yang ia temui. Khawatirnya sampai dimasukkan ke mulut :( Pokoknya setelah main, lap tangan dengan Mitu Baby.
ReplyDeleteumur-umur gak mau diem :))) makanya tisu basah mitu baby harus selalu dalam jangkauan pandangan supaya bisa gercep bersih-bersih :v
DeleteIyaa.. balita masih tergantung sama org dewasa ttg kebersihannya. Jadi ya banyak atau dikitnya kuman tergantung perawatan kebersihan org dewasanya. ^_^
ReplyDeletewell said mak :) thank you for sharing
Deleteumur seginj memang masih hobi masukin tangan ke mulut ya maakk. pdhl bayi2 kita ini entah habis pegang apa saja. untung ada MItU hijau ini yaaaa
ReplyDeleteiyaaaa huhuhu. gak boleh lepas dari pandangan pokoknya. meleng dikit udah ngemut apaan tau :(
Deletewah iya ya jangan gara2 khawatir malah anak jadi dilarang ya, beruntunglah ibuk zaman now ga repot karena ada tisu basah
ReplyDeletepraktis buat bersih-bersih mak :D
Deleteseneng banget pas datang acara ini, jadi tau ternyata gak cuma di luar rumah aja yg banyak kuman tpi justru di dalam rumah pun banyak ya mak
ReplyDeleteAnakku pernah diare karena main tanah di depan rumah, sm ayahnya ga boleh main lagi. Emak jadi galau, anaknya emang lagi seneng main. Untung ada mitu ya, bisa tinggal usap aja kalo tangan anak kotor
ReplyDeleteKuman itu kyknya "sepele" tapi kok ya ternyata ngeri banget ya kalau bikin infeksi bisa bikin kematian T.T
ReplyDeleteEmang kud rajin2 bersihin area main anak ya maakk, untungnya bisa lbh praktis pakai tissue mitu antiseptic ini.
Dr jaman gadis udah akrab sm MITU pas punya anak tinggal ngelanjutin kebiasaan ini deh
ReplyDelete