Halo! Waw, lama juga gak update blog ini 🤭
Gak terasa, sudah hampir 6 bulan menjalani hidup, yang sebagian besarnya, harus di rumah saja. Apa kabar 6 bulan #dirumahaja?
Bukan hal yang mudah, apalagi untuk keluargaku yang sehari-harinya beraktivitas di luar rumah. Anak-anak kuliah dan sekolah, suami kerap tugas ke luar kota dan aku sendiri yang hilir mudik kemana-mana, entah untuk urusan rumah, keluarga maupun pekerjaan.
Minggu-minggu pertama harus #dirumahaja , rasanya sih senang. Bisa berkumpul terus dengan anak-anak dan suami. Asyah pulang ke rumah dan kuliah daring. Aku gak perlu khawatir lagi dia sudah makan atau belum saat sibuk mengerjakan tugas desainnya yang menumpuk. Lumayan lega, karena gak perlu berjibaku dengan waktu dan kemacetan tiap mengantar jemput anak sekolah. Merasa tenang, karena setiap hari suami ada di rumah, menemani sepanjang hari.
Tapi lama kelamaan, koq bosan ya. Jenuh! Dan sedih karena melihat anak-anak merindukan dunia luar. Merindukan sekolah, kampus, kost-an dan teman-temannya. Apalagi umur anakku kan beragam, jadi terasa banget kompleksnya.
Jenuh dan bosan sampai ke ubun-ubun, tapi tetap gak bisa kemana-mana, rasanya "ugh" banget kan? 🤣 Sampai akhirnya, hadirlah sebuah penerimaan, ya sudah gak apa-apa. Mau gimana lagi? Mari kita nikmati dan lanjut berkebun dan beternak saja 😄
Sudah hampir setahun, aku dan suami mulai konsisten kembali berkebun dan beternak lagi. Suami, sih yang konsisten. Aku mah konsistennya nontonin sambil foto-foto dan video aja 🤣 Eits, tapi jangan salah, aku konsisten foto-foto dan video juga untuk mendukung usaha suami loh ya 😁 Jadinya saling mengisi, kan? 😉
Berkebun dan beternak juga menjadi hiburan dan media belajar tersendiri untuk anak-anak. Aku memberi kebebasan kepada mereka mau berpartisipasi sejauh mana. Anak-anak yang besar, Asyah dan Ashira, mereka gak tertarik sama sekali ikutan berkebun apalagi beternak. Mereka sukanya di dapur, masak, bikin-bikin kue dan mencoba aneka resep baru.
Yang tertarik banget berkebun dan beternak itu ternyata Moses. Dia aktif dan terlibat sekali dalam 2 kegiatan itu. Mulai dari mencari bibit, menanam benih, menyiram bahkan sampai membuat sendiri pupuk dan pestisida organik. Semua informasi dia cari sendiri di internet. Begitu juga urusan beternak. Coba, bayangkan, dari anak yang sangat jijik'an dan takut dipatok ayam, sekarang dia bahkan punya peliharaan ulat untuk dikembangbiakkan jadi pakan organik ayam dan ikan 🙄😅
Begitu juga Maira. Ternyata dia telaten mengurus tanaman. Dia punya beberapa tanaman yang ditanamnya sendiri dari biji dan tidak pernah lupa disiramnya setiap hari.
"Mama, tanaman Ia udah tinggi!"
"Mama, tanaman Ia udah keluar daun!"
"Mama, ayo kita panen! Tomat Ia udah berbuah!"
Begitu setiap hari, ada saja laporan tentang tanamannya.
Reiga, 3,5 tahun, juga sudah memilih tugasnya sendiri. Memberi makan ikan setiap pagi dan setelah bangun tidur siang. Lucu deh, apalagi kalau dia bangun kesiangan. Dengan sempoyongan dan terburu-buru, dia langsung mengecek kolam ikannya 😄 Selebihnya, kanan kiri oke. Ngikut aja kemana-mana sesuai maunya dia. Kalau lagi pengen makan, nggrecokin Kakak Asyah dan Ashira di dapur. Kalau lagi pengen main di luar, dia ngikutin papi dan abangnya. Kalau lagi pengen main game atau nonton Paw Patrol, dia ajak Maira duduk di pojokan sambil megang ipad 😆.
Bagi aku dan suami, berkebun dan beternak adalah salah satu investasi masa depan yang sedang kami bangun. Untuk anak-anak, semoga menjadi pengalaman menyenangkan yang mampu sejenak menggantikan kegembiraan bersama teman-teman dan sekolah.
“Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah hari ini, dan hiduplah dengan sebaik-baiknya.” – Mario Teguh
Cerita lainnya tentang berkebun, yuk baca di sini ---> Berkebun Di Rumah
Seru eui beternak dan berkebun gtu. Apalagi kalau udah panen betapa enaknya makanan hasil panen sendiri ya mak :D
ReplyDeleteDi rumah anak2 jg blm ke mana2, paling cuma ke sekolah pas observasi sekolah dulu aja, ke minimarket ku blm berani.
Di rumah anak2 sibuknya les bimba sih, ortunya WFH dan ngeblog :D
Bhuahhaa syenengnya yang di rumah aja udah 6 bulan, kbayang tuh ramenya dengan umur anak2 yang random dengan segala aktivitasnya. Apalagi di dukung dengan sekirat rumah yang memungkinkan untuk berkebun. Jiyaah, ada yang panen tomat.
ReplyDeleteKirimin ke Bandung Mairaaaa yang giginya ada jendelanya.
Aku pun masih di rumah aja, hanya sesekali udah sebulan ini berani keluar rumah, itupun beneran dipadetin biar sekalian keluar. Hahha.
Semoga sehat selalu buat keluarga kitaa.
Beternak dan berkebun aku juga pengen mulai nih Mba, walau rumahku lahan seuprit, sebenarnya bisa dimaksimalin ya. Beternak dan berkebun juga bisa sebagai stree releasing juga
ReplyDeleteGak berasa ya ini sudah 5 bulan di rumah, aku di rumah selain ngerjain beberapa foto produk jadi rajin masak, nanem tanaman tapi lebih ke tanaman untuk dekorasi rumah.
ReplyDeleteWah, beneran deh ya selama pandemi corona kita malah jadi pandai melakukan aktivitas yang awalnya malaas dilakukan. Keponakanku juga memelihara binatang, ada kura2 dan kelinci. Adikku menanam kangkung di pot. Kalau soal berkebun sih kedua orangtuaku memang gemar menanam2 aneka tumbuhan dan bunga2 sejak dulu. Kalau aku ga dingin tangannya hahaha. Cukup berbenah rumah aja dan masak menu favorit suami dan anak2 hehehe :D
ReplyDeleteIya, senang juga bisa kumpul dengan anak-anak. Kalau suami karena kerjanya di luar kota jadi ya sebulan sekali atau dua kali aja pulang rumah saat weekend.
ReplyDeleteSedih juga ya liat anak-anak di rumah saja, sudah kangen jumpa teman-temannya. Semoga cepat berlalu pandemi ini.
Alhamdulillah ya ... pandemi memang membawa hikmah dengan senantiasa keluarga ada di depan mata. Reiga jugapunya tugas sendiri yaa .... pinter deh.
ReplyDeleteEmang sih jenuhnya ampun-ampunan deh harus di rumah terus selama berbulan-bulan.
ReplyDeleteTapi kalo mau pergi keluar malah bawaannya parno dan gak menikmati sama sekali hehe
Setujuuu, kita harus lebih sabar dan nerima keadaan ini yaaah, pokoknya prioritas utamanya untuk saat ini kesehatan dan keselamatan dulu aja yaaah
Aku berusaha mengatasi kejenuhan dengan bergelimang drama korea dan bikin berbagai konten kdrama di medsos hehe
Duh mbak area berkebunnya luas sekali jadi mupeng banget liat banyak tanaman. Aku selama pandemi juga makin sering berkebun
ReplyDeleteMemang harus punya kegiatan yang asik supaya gak berasa bosan, ya. Kalau berkebun begini, di rumah saya tuh suami yang hobi banget dari dulu. Makanya selama WFH, dia udah kayak dikasih kesempatan 'bermain' lebih lama di halaman rumah :D
ReplyDeleteWah, seru banget ini mak. Ngumpul semua di rumah dengan aktivitas masing-masing. Aku n keluarga juga lagi seneng berkebun nih. Rasanya excited banget kalo tanaman yang ditanam tumbuh subur :)
ReplyDeleteKalau punya halaman luas dan tanah sisa, ku juga pingin berkebun dan beternak, seperti masa kecilku dulu, mama bapak punya bebek, ikan dan ayam peternak.
ReplyDeleteAnak-anakku sama juga, di bulan keenam ini mulai merasa bosan maksimal di rumah saja.
Seruu nih. Cita-citaku kedepannya pengen punya lahan buat tanaman sendiri. Berhubung anak-anak masih kecil dan suka berantakin taneman, ada beberapa tanaman yang harus diungsikan ke kebun tetangga. Hihi
ReplyDeleteSemoga kedepannya anak-anak bisa jadi petani digital ya mbaa
Waaah seru banget beternak dan berkebun. Suamiku juga sebenarnya suka nih kayak gini. Sayang rumah kami nggak luas. Rumah Mak Sari luas ya. Jadi kegiatan beternak dan berkebun bisa terealisasi. 6 bulan di rumah nggak masalah lagi.
ReplyDeleteSeru banget ih ya punya keluarga rame begini. Tiap anak memang unik punya interest ke bidang tertentu. Moses dan Maira berarti ngikut ayah dan ibunya banget ya dalam hal gemar berkebun dan berternak.
ReplyDeleteWuaaa 6 bulan di rumah aja ternyata jadi produktif ya mba.. pasti aenang melihat tanamannya jadi makin subur dan berkembang ya... Hmm enma bulan ini saya ngapain aja ya... rasanya cuma makan dan main2 aja.. hihi jadi malu..
ReplyDeleteseru banget Mbak kegiatannya bisa berkebun dan beternak, anak-anak jadi riang sekalian swasembada pangan hihihi
ReplyDeleteHihihi, iya gara-gara pandemi, saya jadi nyoba belajar hidroponik... Tapi anak-anak enggak ada yang tertarik, heuheu...
ReplyDeleteSenangnya kalo liat mba produktif di rumah. Aku awal2 pandemi dibawa merenung loh. Terus skrg malah sibuk ngurusin bayi n anak homeschooling. Berasa habis gitu2 aja waktu. Heu
ReplyDeleteAku sempet berkebun pas awal2 doang sih. Hahaha sekarang males.Dirawat seadanya aja deh pokoknya, yang penting nggak mati gitu. Payah dah
ReplyDeleteaku pengen berkebun
ReplyDeletecuma masalahna aku ga suka tanaman mba ngeri aja gitu liat ulet hiii wkwkwkwk
seru tapi ya 6 bulan ini sesuatu :")
waaa udah berbuah tomatnya, saya juga pendemi ini jadi belajar nanem, udah panen kangkung eh cuma beberapa, dimasak tanggung, haha, tetep semangat belajar nanem :)
ReplyDeleteSampai sekarang aku belum tergerak untuk berkebun tuh mba. Kalau panen hasil kebun sih seneng hehehe.. Yang hobi berkebun tuh ibuku. Palingan aku bantu-bantu angkatin pot atau pupuk gitu. Tapi kalau harus berkotor-kotor masih enggan. Aku melakukan hal lain aja selama di rumah. Lebih seneng yang crafting gitu.
ReplyDeleteImbas pandemi yang positif adalah banyak orang jadi suka bertanam. Semoga kebiasaam bagus ini berlanjut sampai pandemi berakhir. Biar banyak tanaman hijau yang membuat udara segar dan mengurangi polusi
ReplyDelete